BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan (development) adalah proses
perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi,
infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya
(Alexander 1994).Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi
ekonomi, sosial dan budaya Pembangunan adalah proses perubahan yang
direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sedangkan
Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu
sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang
dilakukan secara terencana”.
Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering
ditemukan adanya pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan, pembangunan
dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan dengan westernisasi.
Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek perubahan, di mana
pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta industrialisasi, secara keseluruhan
mengandung unsur perubahan. Namun begitu, keempat hal tersebut mempunyai
perbedaan yang cukup prinsipil, karena masing-masing mempunyai latar belakang,
azas dan hakikat yang berbeda serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula,
meskipun semuanya merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan (Riyadi dan
Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
1.2 Tujuan
Untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan indikator keberhasilan pembangunan di
berbagai sektor ( kesehatan, politik, hukum, sosial budaya, ekonomi dan
pendidikan) Sebagai tolak ukur untuk pembangunan di masa depan yang lebih baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Ruang Lingkup Administrasi Negara
2.1.1
Ilmu administrasi negara
a.
pengertian
ilmu adm negara
lmu Administrasi Negara adalah ilmu
pengetahuan (cabang ilmu administrasi) yangs ecara khas melakukan studi
(kajian) terhadap fungsi intern dan ekstern daripada stuktur-struktur dan
proses-proses yang terdapat di dalam bagian yang sangat penting daripada sistem
dan Aparatur Pemerintah, yang secara singkat disebut dengan Administrasi
Negara, yang dalam bahasa Inggris Amerika disebut Public Administration, dan
dalam bahasa Belanda disebut Openbaar Bestuur[1].
Administrasi Negara adalah fungsi bantuan
penyelenggaraan daripada pemerintah, artinya (pejabat) pemerintah tidak dapat
menunaikan tugas-tugas kewajibannya tanpa Administrasi Negara. Administrasi
Negara mengandung 2 (dua) pengertian, yaitu:
1) Administrasi daripada negara sebagai organisasi, maka Administrasi Negara (sebagai fungsi) dijalankan oleh presiden sebagai pemerintah, merangkap sebagai administrator negara, dengan memimpin dan mengepalai suatu aparatur negara yang besar sekali, yang juga disebut Administrasi Negara.
1) Administrasi daripada negara sebagai organisasi, maka Administrasi Negara (sebagai fungsi) dijalankan oleh presiden sebagai pemerintah, merangkap sebagai administrator negara, dengan memimpin dan mengepalai suatu aparatur negara yang besar sekali, yang juga disebut Administrasi Negara.
Tata cara aparatur negara tersebuut
menjalankan tugas pekerjaannya merupakan suatu proses yang juga disebut
Administrasi Negara.
2) Administrasi yang mengejar tercapainya tujuan-tujuan yang bersifat kenegaraan, maka Administrasi Negara (sebagai fungsi) dijalankan oleh setiap pejabat negara yang diserahi pimpinan dan tanggung jawab atas suatu kesatuan organisasi negara. Misalnya Departemen, Dirjen, Direktorat, Dinas, Kantor, Biro, Bagian, Lembaga, Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Dese, BUMN, Rumah Sakit Negeri, dan lain sebgainya.
2) Administrasi yang mengejar tercapainya tujuan-tujuan yang bersifat kenegaraan, maka Administrasi Negara (sebagai fungsi) dijalankan oleh setiap pejabat negara yang diserahi pimpinan dan tanggung jawab atas suatu kesatuan organisasi negara. Misalnya Departemen, Dirjen, Direktorat, Dinas, Kantor, Biro, Bagian, Lembaga, Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Dese, BUMN, Rumah Sakit Negeri, dan lain sebgainya.
Bahkan ketua Mahkamah Agung (MA) sebgai
pejabat negara harus menjalankan Administrasi Negara, demikian juga ketua DPR,
DPD, BPK, MPR, harus menjalankan Administrasi Negara. Jadi setiap pejabat
pemerintah secara otomatis berfungsi sekaligus sebagai Administrasi Negara.
b. Administrasi negara
b. Administrasi negara
Pada akhir abad
ke 19 dapat dikemukakan sebagai permulaan perkembangan ilmu administrasi
Negara. Dipelopori oleh penulis-penulis dan dan praktisi-praktisi administrasi
pemertintahan di amerika. Pelopor-pelopor dari pada ilmu tersebut adalah antara
lain Woodrow Wilson, Frank J. Goodnow, Leonard D. white. Bahkan tulisan alexis
de Tocqueville jauh sebelumnya dianggap pula pelopor penulisan tentang
pemerintahan di amerika serikat.
empat perumusan yang kurang lebih memadai untuk
menjlaskan ilmu administrasi Negara. Empat perumusan tersebut adalah
1. suatu studi mengenai bagai mana bermacam-maam badan-badan pemerintahan diorganisir, diperlengkapi tenaga-tnaganya dibiayai, digerakan dan dipimpin ( Edward H. Litchfield )
2. administrasi Negara adalah menejemen dan organisasi dari pada manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah
3. pemerintah di dalam melakukan kekuasaan politiknya
4. ilmu yang mempelajari pelaksanaan dari politik Negara
tiga pungsi dasar administrasi Negara SBB
1. pormulasi atau perumusan kebijaksanaan
2. pengaturan atau pengendalian unsure-unsur administarasi.
3. penggunaan dinamika administrasi
1. suatu studi mengenai bagai mana bermacam-maam badan-badan pemerintahan diorganisir, diperlengkapi tenaga-tnaganya dibiayai, digerakan dan dipimpin ( Edward H. Litchfield )
2. administrasi Negara adalah menejemen dan organisasi dari pada manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah
3. pemerintah di dalam melakukan kekuasaan politiknya
4. ilmu yang mempelajari pelaksanaan dari politik Negara
tiga pungsi dasar administrasi Negara SBB
1. pormulasi atau perumusan kebijaksanaan
2. pengaturan atau pengendalian unsure-unsur administarasi.
3. penggunaan dinamika administrasi
2.1.2 Perkembangan
ke arah administrasi pembangunan
Perkembangan ini menitikberatkan pada dua hal yaitu
administrasi bagi negara-negara yang sedang berkembang atau yang sedang
mengalami perubahan (dari masyarakat tradisional agraris ke arah masyarakat
maju dan mulai memperkembangkan industri). Yang kedua adalah perhatian kepada
masalah interrelasi (antar-hubungan) antara administrasi sebagai ilmu maupun
sebagai praktek di bidang-bidang kehidupan yang lain. Semua ini dipelopori oleh
Kelompok Studi Komparatif yang terdiri dari F.W. Riggs, John D. Montgomery, Milton
esman, Ralph Braibanti, William J. siffin, Edward W. Weidner dan lain-lain.
Pendekatan administrasi pembangunan dewasa ini sudah tumbuh ke arah disiplin
ilmu pengetahuan tersendiri dengan memperkembangkan peralatan analisa dan
penyusunan berbagai model, biarpun masih jauh dari memadai.
Kemudian dalam perkembangan studi komparatif ilmu
administrasi negara, terdapat kurang lebih empat kecenderungan dasar dalam ilmu
administrasi negara. Kecenderungan pertama,
adalah perhatian administrasi negara terhadap masalah-masalah pelaksanaan dan
pencapaian tujuan-tujuan pembangunan. Kecenderungan kedua, adalah pendekatan behavioral.
Kecenderungan ketiga, adalah
pendekatan manajemen dalam administrasi negara. Kecenderungan keempat, adalah studi komparatif ilmu
administrasi negara yang memberikan tekanan kepada ekologi sosial dan kultural.
Dibawah ini adalah beberapa ciri-ciri “pembedaan”
antara administrasi Negara dengan administrasi pembangunan :
No
|
Administrasi Negara
|
Administrasi Pembangunan
|
1.
|
Lebih banyak terkait dengan lingkungan masyarakat
negara-negara maju.
|
Lebih memberikan perhatian terhadap lingkungan
masyarakat yang berbeda-beda, terutama bagi lingkungan masyarakat
negara-negara baru berkembang.
|
2.
|
Terdapat kelompok yang cenderung berpendapat turut berperannya
administrasi negara dalam proses perumusan kebijaksanaan, tapi peranan itu
masih kurang ditekanakan.
|
Mempunyai peran aktif, pengaruh (influence) &
berkepentingan terhadap tujuan-tujuan pembangunan, baik dalam perumusan
kebijaksanaannya maupun dalam pelaksanaannya.
|
3.
|
Lebih menekankan kepada pelaksanaan yang
tertib/efisien dari unit-unit kegiatan pemerintah pada waktu ini dan
berorientasi masa kini.
|
Berorientasi kepada usaha-usaha yang mendorong
perubahan-perubahan ke arah keadaan yang dianggap lebih baik untuk suatu
masyarakat dimasa depan. Jadi berorientasi pada masa depan.
|
4.
|
Lebih menekankan kepada tugas-tugas umum (rutin)
dalam rangka pelayanan masyarakat dan tertib pemerintahan. Administrasi
Negara lebih bersikap sebagai “balancing
agent”
|
Lebih berorientasi kepada pelaksanaan tugas-tugas
pembangunan dari pemerintah. Administrasi pembangunan lebih bersikap sebagai
“development agent”
|
5.
|
Sebagai akibat dari hal yang disebutkan di atas,
maka administrasi negara lebih menengok kepada kerapian aparatur administrasi
itu sendiri.
|
Administrasi pembangunan merupakan administrasi dari
kebijaksanaan dan isi program-program pembangunan.
|
6.
|
Dalam administrasi negara seakan-akan ada kesan
menempatkan administrator dalam aparatur pemerintah sekadar sebagai
pelaksana.
|
Dalam administrasi pembangunan administrator dalam
aparatur pemerintah juga bisa merupakan penggerak perubahan.
|
7.
|
Lebih berpendekatan legalistis
|
Lebih berpendekatan lingkungan, berorientasi pada
kegiatan dan bersifat pemecahan masalah.
|
2.1.3 ciri perumusan dan ruang lingkup administrasi
pembangunan
a.
pertama cirinya adalah orintasi kepada usaha-usaha kearah perubahan-perubahan
kearah yang lebih baik.
b. Pendekatan administrasi pembangunan adalah perbaikan dan peyemurnaan administrasi di kaitkan dengan aspek perkembangan di bidang lain septi ekonomi, social, politik dan lain-lain.
2.1.4 Peranan Dan Fungsi Pemrintah Dalam Pembangunan Berencna
mengnai melaksanakan peranan pemerintah terdapat klasifkasi sbb
a. fungsi pengaturan,
b. pemilikan seniri dari pada usaha-usaha konomi atau social yang peyelenggaraannya dapat dilakukan sendiri atau oleh suasta.
c. Peyelenggaraan sendiriari berbagai kegiatan-kgiatan ekonomi atau social.
Klasifikasi lain dari cara plaksanaan peranan pemerinah ini dapat di kemukakan pula pikiran dari irving suerdlowyangmeyebutkan bahwa involvement
a. oprasi langsung ( oprations : pada pokoknya pemerintah menjalankan sendiri kegitan-kegiatan tertentu.
b. Pengendalian langsung ( dirct control )gunaan perizinan,lisensi ( untuk kredit, kegiatan ekonomi lain ),
c. Pengendalian tak langsung ( indirect control )
d. Pemengaruhan langsung ( direct influence )
e. Pemengaruhan tak langsung ( indirect influence )
b. Pendekatan administrasi pembangunan adalah perbaikan dan peyemurnaan administrasi di kaitkan dengan aspek perkembangan di bidang lain septi ekonomi, social, politik dan lain-lain.
2.1.4 Peranan Dan Fungsi Pemrintah Dalam Pembangunan Berencna
mengnai melaksanakan peranan pemerintah terdapat klasifkasi sbb
a. fungsi pengaturan,
b. pemilikan seniri dari pada usaha-usaha konomi atau social yang peyelenggaraannya dapat dilakukan sendiri atau oleh suasta.
c. Peyelenggaraan sendiriari berbagai kegiatan-kgiatan ekonomi atau social.
Klasifikasi lain dari cara plaksanaan peranan pemerinah ini dapat di kemukakan pula pikiran dari irving suerdlowyangmeyebutkan bahwa involvement
a. oprasi langsung ( oprations : pada pokoknya pemerintah menjalankan sendiri kegitan-kegiatan tertentu.
b. Pengendalian langsung ( dirct control )gunaan perizinan,lisensi ( untuk kredit, kegiatan ekonomi lain ),
c. Pengendalian tak langsung ( indirect control )
d. Pemengaruhan langsung ( direct influence )
e. Pemengaruhan tak langsung ( indirect influence )
2.2 administrasi bagi pembangunan nasional
2.2.1
Pembangunan Nasional Secara Berencana
a. masyarakat yang bersifat tradisionil
b. masyarakat yang bersifat peralihan ( transttional )
c. masyarakat maju ( modern )
tindakan proses politik dan proes administrasi merupakan suatu prose yaitu:
1. adanya keinginan dasar di dalam masyarakat yang menuntut pemuasan.
2. perumusan konsilasi tersebut pada nomor satu.
3. perumusan dasar hokum bagi pelaksanaan keputusan politik tersebut terdahulu.
4. perumusan kebijaksanaan dan program-program dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan didalam keputusan politik.
5. peyusunan program-program kerja.
6. tingkat implementasil.
7. penilaian daripada plaksanaan maupun dari hasil-hasil yang dicapai
2.2.2 Perencanaan Dan Administrasi Pembangunan
Dimensi-dimensi oprasionil
1, berorientasi untuk mencapai suatu tujuan.
2, berorientasi kepada plaksanaannya.
3, pemilihan dari berbagai alternative mengenai tujuan-tujuan mana yang lebih di inginkan.
4, perspektif waktu.
5, perencaanan haru merupakan suatu kegiatan kontinu dan terus menerus dari pormulasi rencana dan plaksanaanya
a. masyarakat yang bersifat tradisionil
b. masyarakat yang bersifat peralihan ( transttional )
c. masyarakat maju ( modern )
tindakan proses politik dan proes administrasi merupakan suatu prose yaitu:
1. adanya keinginan dasar di dalam masyarakat yang menuntut pemuasan.
2. perumusan konsilasi tersebut pada nomor satu.
3. perumusan dasar hokum bagi pelaksanaan keputusan politik tersebut terdahulu.
4. perumusan kebijaksanaan dan program-program dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan didalam keputusan politik.
5. peyusunan program-program kerja.
6. tingkat implementasil.
7. penilaian daripada plaksanaan maupun dari hasil-hasil yang dicapai
2.2.2 Perencanaan Dan Administrasi Pembangunan
Dimensi-dimensi oprasionil
1, berorientasi untuk mencapai suatu tujuan.
2, berorientasi kepada plaksanaannya.
3, pemilihan dari berbagai alternative mengenai tujuan-tujuan mana yang lebih di inginkan.
4, perspektif waktu.
5, perencaanan haru merupakan suatu kegiatan kontinu dan terus menerus dari pormulasi rencana dan plaksanaanya
ciri-ciri
perencanaan yang lebih berorientasi kepada plaksanaannya dapat di kemukakan
perkembangan-perkembangan sebagai berikut
1. Penggunaan( roling plans )
2. peyusunan dan plaksanaan dari perencanaanoprasionil tahunan.
3. kaitan yang erat antara perencanaan fisik antara berbagai program-program dan proyek-proyek kegiatan dengan perencanaan pembiyayaannya.
4. perencanaan pada unit-unit kegiatan pemerintah yang pada umumnya di tuangkan dalam program dan proyek-proyek pembangunan.
5. disain perencanaan dan plaksanaan perbaikan serta peyempurnaan administrasi Negara, sehingga dapat di jadikan prasarana plaksanaan fungsi-fungsi pembangunandari pada pemerintah.
1. Penggunaan( roling plans )
2. peyusunan dan plaksanaan dari perencanaanoprasionil tahunan.
3. kaitan yang erat antara perencanaan fisik antara berbagai program-program dan proyek-proyek kegiatan dengan perencanaan pembiyayaannya.
4. perencanaan pada unit-unit kegiatan pemerintah yang pada umumnya di tuangkan dalam program dan proyek-proyek pembangunan.
5. disain perencanaan dan plaksanaan perbaikan serta peyempurnaan administrasi Negara, sehingga dapat di jadikan prasarana plaksanaan fungsi-fungsi pembangunandari pada pemerintah.
2.2.3 Peyempurnaan Adminitrasi Untuk Plaksanaan Pembangunan
perbaikan dan peyempurnaan administrasi Negara dapat
di lakukan dengan dua pendekatan:
1, usaha perbikan dan peyempurnaan secara meyeluruh.
2, perbaikan dan peyempurnaan administrasi yang dilakukan secara sebagian-sebagian.
1, usaha perbikan dan peyempurnaan secara meyeluruh.
2, perbaikan dan peyempurnaan administrasi yang dilakukan secara sebagian-sebagian.
2.2.4 pertimbangan ekonomis pelaksanaan administrasi
negara
Dalam pelaksanaan administrasi
pembangunan, pertimbangan ekonomis perlu tetap menjadi dasar pertimbangan.
Berikut adalah beberapa hambatan yang memerlukan/menjadi pertimbangan ekonomis
dalam pelaksanaan administrasi :
a.
Tiadanya motif untung dan kemungkinan failit/bangkrut maka ada kecenderungan
suatu operasi pemerintahan kurang efisien dibandingkan dengan suatu operasi
swasta.
b.
Masih sering terdapat paternalism dan spoil politik maupun pribadi di dalam
administrasi negara sehingga hal ini juga menyulitkan pembinaan efisiensi.
c.
Adanya gejala “empire building” yaitu
suatu usaha untuk memperluas birokrasi yang sebetulnya mungkin tidak
meningkatkan hasil.
d.
Berkembangnya prosedur-prosedur menjadi berbelit-belit dan panjang karena
hendak memenuhi ketentuan berbagai badan administrasi secara tidak konsisten.
2.3 Aspek-aspek yang
saling mempengaruhi administrasi pembangunan
A. Pengertian Aspek
Dalam kamus ilmiah polpuler kata aspek berarti
letak, segi, sudut pandang, dan tanda. Dalam kaitannya administrasi pembangunan
di sini aspek berarti hal-hal yang dilihat dari berbagai sudut pandang.
(Akhmad,
Maulana, 2003:32)
B. Pengertian Administrasi Pembangunan
Administrsai Pembangunan adalah seluruh usaha
yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memperbaiki tata kehidupannya
sebagai suatu bangsa dalam berbagai aspek kehidupan bangsa tersebut dalam
rangka usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
(Sondang
P, 1981: 3).
Administarasi
plembangunan merupakan proses pengendalian usaha (administarasi) oleh negara
atau pemerintah untuk merealisir pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatu
keadaan yang diangap lebih baik dan kemajuan di dalam berbagai aspek kehidupan
bangsa.
(
Bintoro Tjokroamidjojo)
Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Administrasi Pembangunan
Ada berbagai aspek
yang saling mempengaruhi dalam Administrasi Pembangunan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
2.3.1
Aspek Politik
Pendekatan
administrsi pembangunan terkait erat, saling berhubungan dan saling
mempengaruhi keadaan dan proses perkembangan politik, ekonomi, sosial dan
lain-lain. Hubungan itu dapat saling bertentangan, hubungan yang netral ataupun
hubungan yang saling mendukung. Berbagai aspek politik yang mempunyai pengaruh
timbal balik dengan administrasi pembangunan adalah sebagai berikut:
- Filsafat hidup bangsa atau filsafat politik kemasyarakatan dari suatu negara tertentu. Hal ini juga berhubungan dengan interdepensi antara sistem politik yang dianut dengan administrasi pembangunan.
- Komitmen dari pada elite kekuasaan juga disebut dalam konteks lain sebagai elite pemerintahan terhadap proses pembangunan, dan kesediaannya menerima pendekatan yang sungguh-sungguh terhadap usaha yang saling berkait antara berbagai segi kehidupan masyarakat.
- Masalah yang berhubungan dengan kestabilan pollitik. Dengan adanya kestabilan politik diharapkan proses pembangunan dapat berjalan lebih baik
- Perkembangan bidang politik ke arah pemberian iklim politik yang lebih menunjang usaha pembangunan
- Hubungan antara proses politik dan proses administarasi serta antara kaum politik dengan birokrasi
- Aspek hubungan politik luar negeri atau bahkan perkembangan politik di luar negeri yang sering merupakan aspek politik yang penting pengaruhnya terhadap administrasi pembangunan.
Ideologi politik
sangat perlu karena sebagai dasar berpijak pembentukan suatu negara, untuk
pembentukan suatu kesatuan politik bangsa tersebut dan usaha menuju pembinaan
bangsa.
Banyak ilmuwan
berpendapat bahwa adanya hubungan antara pola kekuasaan yang berlaku di suatu
negara yang tercermin dalam sistem politiknya, dengan pelaksanaan tugas
pembangunan negara. Hanya sebagai ilustrasi di sini dikemukakan pendapat dari Esman
yang membagi pola kekuasaan suatu negara dalam lima tipe yaitu:
- Oligarki konservatif
- Sistem kepartaian yang kompetitif dan berorientasi kepentingan golongan
- Sistem partai massa yang dominan
- Golongan militer pembangunan yang otoriter
- Kekuasaan komunis totaliter
Dengan memberikan lima tipe itu dapat
diperkirakan pengaruhnya terhadap berbagai variabel dalam perkembangan
masyarakat. Misal tipe ke 2 memberikan peluang yang tinggi untuk artikulasi
kepentingan masyarakat dan kegiatan dalam partisipasi politik masyarakat,
tetapi rendah dalam kemungkinan dikembangkannya prioritas yang sungguh-sungguh
dalam kebijaksanaan sosial dan ekonomi.
Aspek politik yang perlu mendapat perhatian
adalah seberapa besar sistem maupun praktek pemerintahan memberikan peluang
bagi proses dministrasi hingga mampu memberikan sumbangan dalam proses politik.
Aspek politik luar negeri dan politik ekonomi suatu negara berpengaruh pula
atas seberapa besar terbuka atau tidak terbukanya serta arah hubungannya negara
tersebut dengan negara lain. Administrasi dapat berorientasi ke dalam atau ke
luar misalnya dalam bidang perdagangan luar negeri, penanaman modal hubungan
perekonomian dan lainnya.
2.3.2
Aspek Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
adalah salah satu bagian dari proses perkembangan sosial, politik, psikologi,
kebudayaan, administrasi dan ekonomi yang disebut pembangunan atau modernisasi.
Negara-negara yang baru berkembang pada umumnya memberikan prioritas yang
tinggi terhadap pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan karena perbedaan yang
menyolok dalam tingkat pertumbuhan antar negara adalah bidang ekonomi materiil.
Demikian pula kebutuhan-kebutuhan yang mendesak daripada negara-negara tersebut
adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Keadaan ekonomi yang meningkat,
diharapkan akan memberikan keesmpatan yang lebih baik untuk mencapai
tujuan-tujuan pembangunan di bidang lain.
Jika kebijaksanaan
dan program pembangunan ekonomi dapat dirumuskan (dengan peralatan analisa
ekonomi dan berdasarkan analisa ekonomi yang tepat) maka diperlukan suatu
administrasi pembangunan yang mampu merealisir tujuan dan kebijaksanaan
tersebut menjadi kenyataan. Di lain fihak pertumbuhan ekonomi yang sehat akan
memberikan pengaruh yang baik terhadap keadaan, pembinaan serta kemampuan
administrasi pembangunan.
Aspek ekonomi lain
yang penting perlu diberi perhatian dalam proses pembangunan adalah adanya
stabilitas ekonomi yang dinamis. Hal ini juga perlu diperhitungkan dalam
administrasi pembangunan. Administrasi yang mendukung pembangunan berarti pula
usaha yang dapat menciptakan serta menjaga suatu kondisi ekonomis yang relatif
stabil untuk memungkinkan pelaksanaan administasi pembangunan guna merealisir
program pembangunan selanjutnya. Dalam melakukan peranannya sebagai unsur
penggerak pembangunan pemerintah dapat campur tangan langsung dalam berbagai
kegiatan ekonomi. Kecenderungan ini adalah bahwa pemerintah mengurus, membina
dan memiliki secara langsung berbagai usaha kegiatan ekonomi. Hal ini
dimaksudkan untuk dapat mempelopori kegiatan-kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
Antara lain dengan penggunaan peranan dari perusahaan negara, bank pembangunan
dan institusi keuangan.
Aspek hubungan antara
ekonomi dan administarsi pembangunan yang penting lainnya adalah meningkatkan
pengertian dan pengetahuan dari birokrasi pemerintah dalam sikap serta
pengambilan keputusannya terhadap hubungan ekonomi yang dasar dan yang penting
bagi pertumbuhan ekonomi.
Hubungan antara aspek
ekonomi dan administrasi pembangunan terlihat secara jelas dalam sistem
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang dianut oleh suatu negara.
2.3.3
Aspek Sosial-Budaya
Berbagai aspek sosial
budaya perlu mendapatkan perhatian dalam administrasi pembangunan. Seperti juga
aspek kehidupan yang lain, proses pembangunan terjadi karena saling
menunjangnya pembinaan berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat atau bangsa.
Bahkan proses pembangunan yang sebenarnya haruslah merupakan perubahan
sosial-budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju
sendiri tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya. Jadi bukan hanya yang
dikonsespsikan sebagai usaha pemerintah belaka. Pembangunan tergantung dari
suatu proses emansipasi diri. Dan bahwa partisipasi kreatif dalam proses
pembangunan menjadi mungkin karena proses pendewasaan.
Aspek sosial budaya
yang perlu mendapat perhatian dalam administrasi pembangunan adalah sebagai
berikut:
- Hambatan kulturil apakah yang sesuai dengan basis kulturil tertentu sesuatu masyarakat yang merupakan hambatan bagi suatu proses pembangunan atau usaha pembaharuan. Hal ini merupakan dasar bagi para administrator yang berkepentingan untuk mengadakan prubahan ke arah modernitas.
- Motivasi apakah yang perlu untuk pembaharuan atau pembangunan yang perlu perhatian dalam administrasi pembangunan.
- Bagaimanakah sikap-sikap golongan dalam masyarakat terhadap usaha pembangunan.
- Berbagai masalah sosial budaya yang menonjol dan memerlukan perhatian administrasi pembangunan.
Sebagai hambatan
kulturil dapat dikemukakan adanya tradisi tertentu, termasuk tradisi religius
(ini bukan berarti agama) . Dalam hal ini termasuk pula ciri, nilai manusia dan
bahkan sikap hidup masyarakat yang bersifat tradisionil dan tidak menunjang
pembangunan. Tradisi religius sedikit dijelaskan, bahwa pertama hal ini bukan
menyangkut doktrin agama tetapi tradisi kehidupan golongan manusia penganut
suatu agama. Sebab seringkali dengan cara pemahaman atau penonjolan kembali
prinsip keagamaan tertentu dapat merubah tradisi religius menjadi sesuatu yang
memang penting bagi inovasi dan modernisasi. Menurut Dr. Sudjatmoko,
ciri dan nilai manusia atau masyarakat tradisionil dan usaha perubahan terhadap
ciri manusia dan masyarakat modern diberikan dalam suatu gambaran sebagai
berikut:
Masyarakat
Tradisionil memiliki ciri sebagai berrikut:
1)
Terikat pada tempat asal
2)
Orientasi pada status
3)
Hubungan pribadi
4)
Loyalitas primordial ( agama, golonagn, suku dan keluarga)
5)
Organisasi kecil-kecil
6)
Orientasi terhadap waktu lampau
7)
Berganrung pada nasib
8)
Hubungan dengan alam menyesuaikan
9)
Terhadap kekuasaan : hierarkis
10) Kebudayaan
Ekspresif
Sedangkan masyarakat
modern memiliki ciri sebagai berikut:
1)
Mobilitas
2)
Orientasi hasil prestasi
3)
Hubungan non pribadi, atas dasar masalah
4)
Loyalitas pelingkup ( negara, kedinasan, profesi)
5)
Organisasi non pribadi, ikatan kepentingan dan berorientasi pada tujuan
6)
Persoalan yang ditimbulkan manusia dapat diatasi oleh manusia
7)
Hubungan dengan alam menguasai, setidak-tidaknya mengatur
8)
Kebudayaan progresif
Pembangunan
tergantung dari suatu proses emansipasi diri dalam lingkungan sosial. Dan bahwa
partisipasi kreatif dalam proses pembangunan menjadi mungkin karena proses
pendewasaan. Aspek lain yang dapat lebih menjamin administrsai pembangunan
adalah pengetahuan dan penggunaan berbagai faktor dan proses pendorong
perubahan.
Di dalam administrasi
pembangunan aspek sosial-budaya perlu diperhatikan, terutama hendak melancarkan
kebijaksanaan dan pelaksanaan program-program pembangunan yang bersifat baru,
misalnya dalam mengintrodusir tata cara pengolahan baru di bidang pertanian,
tata cara pengorganisaisan masyarakat desa, orientasi pendidikan, program
keluarga berencana, adaptasi terhadap teknologi dan sebagainya.
Administrasi
pembangunan hendaknya dapat pula memberikan perhatian dan berusaha menanggapi
ke arah suatu konsiliasi keseimbangan dalam perkembangan masyarakat tersebut.
2.3.4
Aspek Perkembangan Ilmu, Teknologi dan Lingkungan
Fisik
Administrasi
pembangunan juga mempunyai kaitan yang erat dengan pengembangan ilmu dan
teknologi. Administrsi pembangunan perlu memberikan sarana administrasi yang
memungkinkan pertumbuhan ilmu dan teknologi. Seringkali administrsi pemerintah
tidak memberikan cukup perhatian dan penghargaan kepada tenaga-tenaga ilmu dan
penelitian. Dalam rangka proses pembangunan, maka perlu diusahakan berbagai
pengetahuan dan teknologi dari dalam dan luar negeri.
Salah satu hal yang
penting dalam rangka hubungan perkembangan ilmu dan teknologi dengan
administrasi pembangunan adalah bagaimana caranya ilmu dan teknologi dapat
merupakan sumber yang penting dalam proses perumusan kebijaksanaan dan
pelaksanaan pembangunan. Dengan demikan kebijaksanaan negara atau pemerintah
memberi perhatian terhadap prospek masa depan, berdasar perkembangan ilmu dan
teknologi. Perumusan kebijakan dengan demikian didasarkan juga atas sumbangan
dari disiplin ilmu.
Administrasi
pembangunan juga perlu memberikan perhatian terhadap pengembangan sumber-sumber
alam, pemanfaatan dan pemeliharaan lingkungan hidup. Pembangunan pada dasarnya
adalah usaha yang akan mempengaruhi dan merubah potensi sumber-sumber dan
keadaan lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup yang utama bagi banyak
negara-negara baru berkembang adalah justru ketiadaan pembangunan,
tekanan-tekanan penduduk dan kesempatan kerja, serta masih dapat
dimanfaatkannya berbagai potensi sumber-sumber pembangunan. Tetapi dalam
menghubungkan segala sesuatu itu perlu diberikan perhatian kepada efek-efek
negatif dalam pelaksanaan dan pengolahannya. Demikian pula kelestarian dan usaha
pemeliharaan sumber-sumber alam dan lingkungan hidup serta pemanfaatan yang
dapat dirasakan untuk generasi yang mendatang.
2.3.5
Aspek Institusionil
Aspek institusionil
berkaitan erat dengan aspek-aspek yang diuraikan di atas. Karena pembinaan dan
pengembangan aspek institusionil yang perlu diperhatikan dalam administrasi
pembangunan meliputi pembinaan institusi politik, institusi ekonomi, institusi
sosial, pendidikan dan lain-lain. Proses pembaharuan dan pembangunan juga
merupakan suatu proses pembinaan institusi di dalam masyarakat yang baru dan
bahkan mungkin penghapusan institusi masyarakat yang lama. Pengembangan
institusi merupakan bagian dari proses pengembangan sosial yang lebih luas.
Proses itu bukan saja akan terbina atau terhapusnya suatu institusi, tetapi
jika sering terjadi perubahan dari pada unsur institusi misalnya saja di bidang
institusi keluarga besar menjadi keluarga inti. Ekonomi uang sebagai suatu
institusi juga bertambah meluas, sehingga ekonomi serba dua menjadi masa
lampau.
Perhatian
administrasi pembangunan terhadap aspek institusionil ini adalah dalam
pembinaan institusi baru untuk dapat lebih mendukung proses pembaharuan dan
pembangunan. Dalam proses pembangunan sebagai suatu proses perubahan sosial
secara menyeluruh, dirasakan penting sekali peranan organisai tertentu yang
mampu mengintrodusir, memelihara, bahkan mempertahankan pembaharuan sosial
maupun fisik. Dengan itu berarti kemampuan organisasi tersebut untuk
mendapatkan dukungan dan hubungan dengan lingkungannya bagi penyebaran
pembaharuan tersebut kepada lingkungan masyarakat lainnya. Oleh karena itu
timbullah pemikiran para ahli untuk mengembangkan dan membangun institusi
seperti itu. Pembangunan institusi ini dimaksud sebagai perencanaan, penyusunan
institusi suatu organisasi baru atau yang diperbaharui, yang meliputi perubahan
nilai, fungsi, teknologi fisik dan sosialnya. Demikian pula untuk membina dan
mengembangkan hubungan yang diperlukan dari lingkungannya. Pembangunan
institusi ini dijadikan alat untuk mendorong perubahan ke arah kemajuan yang
lebih dikehendaki.
Metodologi yang
dikembangkan utnuk pembangunan institusi dilakukan melaui pengembangan dan
berfungsinya variabel-variabel dari institusi tersebut. Variabel-variabel itu
adalah kepemimpinan, doktrin, program, sumber-sumber dan struktur intern.
Pengembangan variabel tersebut diterapkan dalam rangka hubungan institusi
tersebut dengan lingkungannya. Perhatian terhadap wilayah analisa administrasi
yang dikembangkan terutama oleh Milton Esman ini mendapatkan gema yang
meningkat akhir-akhir ini.
(Bintoro
Tjokroamidjojo, 1985: 69)
Aspek-aspek
Administrasi Daripada Proses Pembangunan
Dikatakan bahwa
sukses tidaknya proses pembangunan itu berlangsung sangat tergantung atas
kemampuan administratifnya. Pembangunan administrasi merupakan sine qua non
daripada pembangunan nasional. Tanpa pembangunan administrasi, administrasi
pembangunan akan kacau balau.
Empat aspek
administratif yang merupakan kewajiban fihak eksekutif untuk merealisasikannya
adalah sebagai berikut:
- Rencana Pembangunan Nasional
Suatu rencana adalah
suatu keputusan tentang apa yang akan dikerjakan di kemudian hari. Keputusan
membangun dibuat oleh seluruh masyarakat melalui waki-wakilnya berlandaskan
hukum yang ada. Akan tetapi tugas untuk merumuskan keputusan politik itu dalam
suatu rencana pembangunan nasional sudah merupakan tugas badan eksekutif, dan
sudah bersifat administratif.
- Perumusan Program Kerja
Perumusan program
kerja merupakan perincian daripada suatu rencana. Dalam hubungannya dengan
pembangunan nasional program kerja itu berwujud berbagai macam bentuk dan
kegiatan. Dalam program kerja itu telah ditentukan prioritas kegiatan, sumber
pembiayaan, lokasi proyek yang hendak direalisasi, prosedur kerja, koordinasi,
sistem pelaporan, tenaga kerja, hasil yang diharapkan, target waktu, prasarana
yang diperlukan.
- Pelaksanaan
Jika suatu rencana
yang realistis, praktis, dan pragmatis telah disusun, dan jika program kerja
telah dirumuskan, maka kini tinggallah pelaksanaannya. Seperti dikatakan di
atas, ujian terakhir bagi baik buruknya keputusan politik serta rencana yang
telah dibuat akan terlihat dalam proses pelaksanaannya. Demikian juga halnya
dengan pembangunan.
- Penilaian hasil-hasil yang dicapai
Jika hal tersebut di
atas telah dilaksanakan, maka untuk membandingkan dan mengukur hasil yang
sesungguhnya dicapai dengan hasil yang nyatanya dicapai perlu diadakan
penilaian. Tujuan penilaian itu ialah untuk menemukan:
- Berapa lebar jurang pemisah antara hasil yang nyata dicapai dengan hasil yang seharusnya dicapai.
- Jauh lebih penting daripada sekedar menemukan jurang itu adalah untuk menemukan sebab-sebab timbulnya jurang tersebut.
- Cara-cara menghilangkan sebab-sebab itu perlu dicari dan diterapkan.
Dengan demikian
kiranya semakin menjadi jelas bahwa aspek administratif daripada pembangunan
nasional tidak kalah pentingnya dari aspek politik, ekonomi, dan sosial bidaya.
Tanpa kemampuan administratif yang meningkat, kegiatan-kegiatan pembangunan
akan merosot.
(Sondang
P, 1990: 116)
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengembangan di bidang administrasi dalam
rangka peningkatan kemampuan administratif (administrative capability), bukan saja
di peruntukkan dalam lingkungan pemerintahan saja, tetapi juga bagi
organisasi-organisasi swasta, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan
nasional.
Administrasi sebagai ilmu pengetahuan termasuk kelompok “appiliend sciences’’, karena kemanfaatannya hanya ada apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalilnya diterapkan untuk meningkatkan mutu berbagai kehidipan bangsa dan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar